Sabtu, 27 Februari 2016

angka kematian ibu dan anak di kota bandung

Angka Kematian Ibu dan Anak Masih Tinggi

BANDUNG RAYA

DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi berupaya menekan angka kematian ibu dan anak.*
RIRIN N.F./PRLM
DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi berupaya menekan angka kematian ibu dan anak.*
CIMAHI, (PRLM).- Angka kasus kematian ibu dan anak saat persalinan masih tinggi di Kota Cimahi. Kondisi tersebut perlu penanganan serius agar tidak mempengaruhi indeks kesehatan sebagai komponen indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Cimahi.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi melansir, pada tahun 2013 angka kasus kematian pada persalinan tersebar di tiap kelurahan. Yaitu, Kelurahan Cibabat 2 orang bayi dan 2 orang ibu, Kelurahan Pasirkaliki 6 orang bayi, Kelurahan Cipageran 6 orang bayi dan 1 orang ibu, Citeureup 4 orang bayi dan 1 orang ibu, Cimahi 1 orang bayi, Karangmekar 2 orang bayi, Cigugur Tengah 10 orang bayi, Baros 1 orang bayi dan 1 orang ibu, Padasuka 10 orang bayi dan 1 orang ibu, Setiamanah 3 orang bayi dan 3 orang ibu, Utama 4 orang bayi dan 1 orang ibu, Leuwigajah 12 orang bayi dan 2 orang ibu, Cibeber 4 orang bayi dan 2 orang ibu, Cibeureum 4 orang bayi, Melong Asih 1 orang bayi, dan Melong Tengah 3 orang bayi. Totalnya menjadi 73 kematian bayi dan 14 kematian ibu saat melahirkan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Fitri Manan mengatakan, angka kematian ibu di Kota Cimahi pada tahun ini menurun jika dibanding tahun lalu. "Dari tahun 2012 ke 2013 ada peningkatan dari 9 menjadi 14 kasus. Tapi di tahun 2014 ini menurun karena sampai bulan oktober, kematian ibu ada 7 kasus," ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa permasalahan yang menyebabkan kematian ibu yang selama ini sering dijumpai, di antaranya adalah pendarahan, hipertensi, infeksi dan lain-lain. “Oleh karena itu perlu adanya deteksi dini terkait ketiga penyakit tersebut di saat pemeriksaan kehamilan,” katanya.
Maka dari itu pentingnya komunikasi yang baik antara dokter dan pasien ibu hamil yang akan melahirkan, apakah mereka memiliki gejala-gejala itu. “Jika positif ditemukan maka dokter melakukan upaya – upaya untuk menekan seminimal mungkin risiko yang menyebabkan kematian ibu maupun bayi yang dilahirkan,” jelasnya.
Terkait dengan keberadaan paraji, menurut Fitri saat ini paraji sudah bermitra dengan bidan. Sementara itu jumlah paraji di Kota Cimahi sebanyak 82 orang. "Yang sudah bermitra dengan bidan ada 60 orang," tambahnya.
Kemitraan bidan dan paraji ini kata fitri diantaranya saat pertolongan persalinan oleh bidan, paraji bisa membantu bidan dalam perawatan bayi seperti memandikan, dan memijat bayi. "Bahkan paraji bisa memotivasi pasien seperi periksa kehamilan teratur, persalinan oleh tenaga kesehatan," ucapnya.
Hal serupa diungkapkan Wali Kota Cimahi Atty suharti didampingi Kepala Dinkes Cimahi dr. Pratiwi. "Kasusnya masih tinggi, perlu kita upayakan untuk ditekan agar indeks kesehatan masyarakat meningkat," katanya.
Paraji sebetulnya dapat bersinergi dengan bidan dalam membantu persalinan. "Tapi tidak melakukan proses persalinan sendiri. Bukan berarti menghilangkan pendapatan paraji, justru jasanya dihargai dengan sharing pendapatan bersama bidan," ujarnya. (Ririn N.F./"A-147)***


sumber:http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2014/12/03/306992/angka-kematian-ibu-dan-anak-masih-tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar